LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK TUMBUHAN
Sediaan Irisan Tumbuhan
Oleh :
Hanif Ilma Hidayati G34130059
M.Ariek Dimas Santoso G34130066
Indah Noviana G34130073
Muhammad Saifurrahman G34130086
Marini Adani G34130101
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
Pendahuluan
Sel merupakan
komponen yang paling kecil yang dimiliki oleh makhluk hidup termasuk tumbuhan. Sering
kali untuk dapat melihat sel-sel dari tumbuhan tersebut perlu dilakukan teknik
preparasi tertentu agar dapat melihat sel-sel dari jaringan tumbuhan dengan
baik. Pembuatan preparat tumbuhan dapat dilakukan dalam banyak cara
,diantaranya adalah dengan metode parafin. Metode parafin termasuk ke dalam metode
sayatan, yaitu metode membuat sediaan yang disayat dengan ketebalan tertentu.
Metode ini merupakan metode yang sering digunakan dalam pembuatan preparat
tumbuhan ataupun hewan. Material dalam metode parafin di embedding dalam suatu matriks yaitu diblok dengan menggunakan
parafin dan nantinya akan dilakukan proses penyayatan material. Penyayatan
jaringan tumbuhan menggunakan alat bantu berupa mikrotom. Mikrotom yang
digunakan adalah mikrotom putar.Ukuran sayatan pada jaringan tumbuhan yang baik
digunakan yaitu berkisar antara 9-12 mikrometer (Trigiano & Gray 2000).
Metode ini banyak dipakai karena hampir semua macam
jaringan dapat dipotong dan diamati dengan baik oleh metode ini. Keunggulan
lain dari metode ini adalah sayatan mikroton yang dihasilkan berupa sayatan
seri. Namun metode parafin juga memiliki kelemahan yaitu
jaringan menjadi keras, mengerut dan mudah patah. Jaringan-jaringan yang besar
tidak dapat dikerjakan, bila menggunakan metode ini. Sebagian besar enzim-enzim
akan larut dengan metode ini (Suntoro 1983).Material tumbuhan yang digunakan
pada praktikum kali ini adalah daun akasia
Praktikum kali ini bertujuan memahami langkah-langkah pembuatan sediaan dan
membuat preparat jaringan tumbuhan dengan metode parafin,serta mengetahui cara
penyayatan material tumbuhan menggunakan mikrotom dengan baik
BAHAN DAN METODE
Bahan yang digunakan dalam praktikum sediaan
sayatan (parafin) adalah daun teh, albumin-gliserin, aquades, safranin,
fast-green, xilol bertingkat, etanol 30%, 50%, 70%, 95%, dan 100%, dan
entellan. Alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain mikrotom, holder,
mikroskop, hot plate, kaca objek,
gelas penutup, dan oven.
Metode
yang digunakan yaitu metode parafin
Add caption |
Hasil Pengamatan
Pembahasan
Pembuatan
sediaan sayatan parafin tumbuhan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu persiapan
sample,embedding, penyayatan dan
pewarnaan.Langkah pertama yang dilakukan adalah fiksasi daun teh yang digunakan
menggunakan larutan FAA. Fiksasi
adalah usaha untuk mengeraskan dan
mempertahankan elemen sel atau jaringan agar tetap pada tempanya dan tidak
mengalami perubahan bentuk maupun ukurannya. Tujuannya untuk mempertahankan
jaringan dalam kondisi mendekati waktu hidup, mencegah autolisis, mencegah
perubahan bentuk dan volume jaringan, serta membuat jaringan lebih baik dalam
menyerap zat warna.Proses fiksasi ini penting karena merupakan pondasi utama
semua preparasi jaringan (Marjit 1998). Lalu material didehidrasi menggunakan
alkohol bertingkat. Dehidrasi merupakan proses menarik air dari jaringan dengan
menggunakan bahan-bahan kimia tertentu. Proses dehidrasi dilakukan bertahap
(30% - 50% - 70% - 90% - 100%) tujuannya supaya air bisa terusir dari jaringan
secara sempurna. Kemudian langkah berikutnya
adalah dealkoholosasi yang menggunkan xylol : alkohol 100% secara bertingkat
pula yaitu dengan perbandingan 1:3, 1:1, dan 3:1, hal ini dilakukan agar
pengeluaran alkoholnya juga maksimal sehingga larutan xylol inilah yang
nantinya dapat terikat langsung dengan paraffin dan agar jaringan tersebut
dapat beradaptasi, dan dengan menggunakan xylol I dan xylol II langkah ini
dilakukan agar jaringan betul-betul bebas dari alkohol.
Lalu
jaringan tersebut di infiltrasi dengan parafin. Infiltrasi dilakukan menggunakan parafin .Parafin atau
lilin adalah media campuran hidrokarbon yang terbuat dari petroleum
atau minyak bumi yang memiliki titik leleh berkisar antara 40 – 70oC,
untuk titik leleh parafin lunak sekitar
48oC, titik leleh parafin medium sekitar 52oC, dan titik
leleh parafin keras sekitar 56oC. Parafin akan membeku di bawah suhu
titik lelehnya dengan membentuk kristal jarum sehingga akan mempengaruhi
struktur jaringan (Gaud et.al 2008) .Kemudian
dilakukan infitrasi dengan tujuan untuk menyusupkan parafin kedalam jaringan
Tahap selanjutnya adalah embedding material,embedding disini maksudnya adalah proses penanaman jaringan pada
parafin yang dilakukan pada kotak dari kertas kalender. Keuntungan
menggunakan kotak kertas kalender yaitu dapat membuat arah sayatan dan dapat
melabel/menandai jaringan atau sampel yang akan disayat nantinya. Tahapan embedding sebaiknya dilakukan dalam keadaan hangat dekat
bunsen agar parafin dapat tercetak dengan baik.Sebelum
dilakukan penyayatan blok parafin sebaiknya dipotong menjadi trapesium
tujuannya adalah agar bisa dibedakan nantinya antara sayatan yang satu dengan yang
lain.Setelah itu barulah dilakukan penyayatan dengan menggunakan mikrotom, blok
parafin ditempelkan pada holder lalu di pasang di mikrotom.Penyayatan jaringan
di parafin akan menghasilkan sayatan pita. Hasil sayatan lalu ditempel ke kaca
objek yang sudah diolesi meyer albumin. Meyer albumin memiliki kandungan putih telur dan
gliserin yang merupakan perekat alami yang sangat baik (Rao 2010). Proses
pewarnaan dilakukan setelah preprarat dideparafinasi dengan direndam dalam
xylol untuk menghilangkan parafin pada jaringan yang akan diamati.Pewarna yang
digunakan adalah safranin-fast green. Setelah diwarnai barulah di lakukan
penempelan gelas penutup dengan entellan setelah dijernihkan dengan xylol.
Jaringan dapat diamati dengan baik di mikroskop.Hasil pengamatan pada mikroskop
menunjukan preparat daun akasia yang terlihat jelas.
Simpulan
Metode parafin merupakan salah satu cara untuk membuat sediaan sayatan jaringan tumbuhan Metode parafin yang dilakukan meliputi tiga
tahapan, yaitu embedding, penyayatan, dan pewarnaan. Terlihat dengan jelas pada mikroskop bagian-bagian sel setelah dilakukan teknik penyayatan dengan metode
parafin. Karena metode parafin mempunyai beberapa keunggulan, misalnya
sayatan yang diperoleh tipis sehingga indeks bias bagian sel akan nampak jelas
terlihat pada mikroskop.Hasil sayatan parafin pada mikrotom menghasilkan sayatan pita.
Daftar Pustaka
Gaud RS,
Surana S,Talele GS, Gokhale SB.2008.Natural
Excipients.Maharashita (IN) :Nirali Prakashan.
Marjit B. 1998. Manual of Histology, General Anatomy,
Embriology, & Genetics.Kolkata (IN) : Academic Publishers
Rao CB.2010.Textbook of Human Oral Embyology ,Anatomy,
Physiology, Histology,and Tooth Morphology.Nadu (IN) : Jaypee
Trigiano RN ,Gray DJ. 2000. Plant Tissue Culture Concepts and Laboratory
Exercises .New York : CRC Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar